Beranda > fanfiction, whyenda_arinka > [3/4] The Journey Of Love Story

[3/4] The Journey Of Love Story

Title : The Journey Of Love Story
Length : 3 of 4
Genre : AU, Angst, Romance, Friendship
Rating : PG-13
Main Casts : Super Junior Lee Donghae, SNSD Jessica Jung
Other Cast(s) : (In this chapter) Super Junior Choi Siwon, SNSD Choi Sooyoung, Cho Soohyun(OC), SNSD Kwon Yuri, Super Junior Cho Kyuhyun, SNSD Im Yoona, Yunmi(OC), Super Junior Kim Kibum.

Disclaimer : Own nothing but the story

a/n : another late update /sigh/ I’m so sorry~ tadinya udah mau kuupdate malem minggu kemarin. tapi ternyata jumat sore aku ke Rembang dan bodohnya, aku ga bawa modem. dan begitu kemarin sampai Jogja, semalem mau update, ga taunya isi modemku abis. jadi—yah begitulah. sorry guys >___< enjoy this chapter 🙂

—————–

“Wake up, Hae,”

Donghae membuka matanya perlahan ketika mendengar suara berat seseorang. Siwon. Batinnya heran. Namun keheranannya tak berhenti di sana ketika ia merasakan kepalanya terasa sangat panas dan berat. Tidak hanya kepalanya, tapi seluruh tubuhnya juga. Ia merasa sangat pusing. Bahkan untuk membuka matanya pun, ia merasa sedikit kesulitan.

“Hei, ayo bangun. Setidaknya, kau makan dulu. Setelah ini kau ingin tidur lagi seperti tupai yang sedang hibernasi pun, aku tak peduli,”

Donghae menurut. Ia membuka matanya setengah, melirik sosok tegap Siwon yang berdiri menjulang di samping kasurnya dengan kedua tangan di pinggang. Ia melirik ke sekitarnya. Cahaya matahari menyinari kamarnya, membuat pandangannya silau.

“Pusing?” tanya Siwon sambil membantunya duduk dan bersandar pada sandaran kasurnya. Ia baru menyadari bahwa dirinya kedinginan.

“Sangat. Ugh—apa kau menyalakan AC? I almost frozen, you know (Aku hampir membeku, kau tahu)!?” protes Donghae sembari menarik selimutnya menutupi hampir setengah wajahnya.

“No, I’m not. Mungkin karena pengaruh suhu tubuhmu yang tinggi,” ucap Siwon anteng. Ia meletakkan telapak tangannya di kening Donghae dan sedikit mengernyit.

“Mwo?” tanya Donghae bingung.

“Well, masih cukup tinggi,” gumam Siwon sambil mengambil bubur di meja kecil di samping kasur Donghae.

“Hei, aku kenapa?”

“Here–eat this–” titah Siwon sambil menyodorkan sesendok bubur ke mulut Donghae, mengabaikan pertanyaan Donghae sebentar. “Kau sakit–” jawabnya pendek.

“Really?” tanya Donghae setelah menelan buburnya.

“Aku dokter, Donghae–” Siwon menyendokkan bubur ke mulut Donghae lagi, “Actually, it’s totally surprising. How come? (Sebenarnya, ini benar-benar mengejutkanku. Bagaimana bisa?)”

“Entahlah. Kurasa–terlalu banyak pikiran,” jawab Donghae, “I can eat by myself (Aku bisa makan sendiri),” ucapnya lalu mengambil mangkuk bubur dan sendok dari tangan Siwon.

“Jessica?” tanya Siwon yang langsung membuat Donghae membeku.

“You–How–”

“Kibum told me,” potong Siwon.

Donghae menghela nafas panjang dan melanjutkan sarapannya, “You should tell her the truth–” ucap Siwon.

“She won’t hear me,” komentar Donghae dingin.

“Woo her–”

“What?”

Siwon rolled his eyes, “You hear me, Donghae–”

Donghae hanya diam menatap buburnya yang tersisa di dalam mangkok. How are you? Do you miss me? Tanyanya dalam hati. Ia menghela nafas berat lalu mengedikkan bahunya.

*

“Sica-ah, gwenchana?” tanya Sooyoung khawatir ketika melihat Jessica berkeringat banyak sekali.

Kedua wanita itu tengah berada di kamar Soohyun, bermain dengan buah hati Kyuhyun dan Sooyoung. Namun Sooyoung kemudian menyadari kalau Jessica berkeringat sangat banyak. Jessica memang tidak tahan panas, tapi ia sudah menyalakan pendingin di kamar Soohyun. Tidak mungkin hawa di kamar itu panas. Selain itu, ia juga menyadari bahwa wajah Jessica terlihat pucat.

“Mma na tannaa?” si kecil Soohyun menepuk bahu Jessica. Tangannya yang mungil menggapai pipi Jessica dan mengelusnya sayang.

“Maaa! Mma na mma mma~!” teriak Soohyun ke arah sang eomma, Sooyoung.

Buru-buru Sooyoung mendekati Jessica dan Soohyun, “Wae Soohyun-ah?” wanita itu meletakkan telapak tangannya di kening Jessica, “Aigo Sica! Badanmu panas!” paniknya.

“IMMOOO~” panggil Sooyoung sambil menggendong Soohyun dan beranjak dari duduknya.

“Ne, agasshi?” tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki kamar Soohyun.

“Soohyun-ah, dengan Kang Immo dulu ya,” ucap Sooyoung pada Soohyun lalu mengecup pipi tembemnya dan mengangsurkannya pada wanita paruh baya yang ia sebut Kang Immo.

“Mmaa! Maaa! Maaaaa!” seru si kecil Soohyun seolah tak ingin. Tangannya terjulur mencoba kembali ke pelukan Sooyoung.

“Sayang, Soo eomma sedang sibuk. Sama Immo sebentar yaa,” ucap Kang Immo mencoba menenangkan Soohyun. Ia membawa Soohyun keluar.

Sooyoung menoleh pada Jessica setelah anaknya dibawa keluar ruangan oleh Kang Immo. Wanita itu menarik lengan Jessica lalu meletakkannya di belakang lehernya sedang tangannya yang lain melingkar di pinggang mungil milik Jessica. Ia berusaha mengajak berdiri Jessica yang lemah.

“Ayo Sica, kau harus istirahat di kamar, arraseo!?” titah Sooyoung membantu Jessica berdiri.

Jessica hanya mengangguk lemah dan berdiri dengan bantuan Sooyoung. Ia berjalan dibantu Sooyoung menuju kamar tamu di mana ia tertidur semalam. Pikirannya melayang jauh. Berkelana menjauh dari tubuhnya saat ini berada.

“…Tunggu sebentar, akan kuambilkan handuk kecil dan air,”

Tiba-tiba, ia mendengar suara Sooyoung mengembalikan jiwanya ke tubuhnya saat ini. Detik berikutnya, ia melihat Sooyoung berjalan keluar kamar tamu dan menemukan dirinya telah berbaring lemah di atas kasur dengan sebagian tubuhnya tertutup selimut.

How have you been? Are you okay? Pertanyaan itu terus berlari di dalam otaknya seiring ia menutup kelopak matanya. Beberapa bulir air matanya jatuh dari celah kelopak matanya yang tertutup. Membasahi kedua pipinya.

*

“Dia butuh istirahat,” ucap seorang pria berpostur tegap yang tengah duduk di salah satu kursi meja makan dengan Soohyun di pangkuannya.

“I know, oppa–” ucap Sooyoung yang duduk di seberang pria yang ia panggil Oppa.

Pria itu, Choi Siwon–kakak kandung Sooyoung–mendongak dan menatap adiknya lurus, “That j**k should pay at what he have done (Si k*****t itu harus membayar apa yang telah ia lakukan),” maki Sooyoung kesal.

“Mind your own words (Jaga kata-katamu), Soong. Kau di depan anakmu,” komentar Siwon tenang sementara Sooyoung mendengus kesal, “Dan aku tak pernah mengajarkanmu untuk berkata kasar,” tambahnya kalem.

“Sorry, oppa. It just–hurt me whenever saw her like this (Maaf, oppa. Aku hanya–aku sedih ketika melihatnya seperti ini),” Sooyoung menghela nafas berat, “Oppa lihat sendiri sekarang Sica hanya terbaring lemah di kasur,” tambahnya terdengar letih.

“Neither I am (Begitu juga denganku),” ucap Siwon, “Aku bahkan sangat sedih melihat keduanya terbaring tak berdaya seperti ini di kasur,”

“Huh?”

“Kau tahu? Sebelum kau menelponku tadi, aku masih di apartement Donghae dan–keadaannya tidak jauh berbeda dengan Sica,”

Sooyoung terdiam mendengar penjelasan Siwon. Ia kini merasa sangat kasihan pada keduanya. Ia mengerti perasaan sang oppa saat ini. Keduanya–saling mencintai. Keduanya–sama-sama sakit karena tindakan bodoh mereka.

“Just don’t tell Kyuhyun about this,” tambah Siwon.

“I wouldn’t,”

*

“Yoboseyo?—ne–” Sooyoung yang tengah menempelkan ponselnya ke telinga kanannya melirik ke arah Jessica yang bermain dengan Soohyun. Keadaannya mulai membaik pagi ini, “Anni, wa—oh~ nee~ arasseo–ne–bye–”

Wanita itu mengakhiri panggilan dari ponselnya lalu kembali duduk di samping Jessica sementara Jessica menatap Sooyoung penuh tanda tanya. Seolah bertanya dengan siapa ia melakukan sambungan jarak jauh tadi.

“Yuri–ia bertanya apa kau baik-baik saja,” jawab Sooyoung seolah mengerti tatapan Jessica.

“Oh~” ucap Jessica pendek.

“Kau tidak ke butik kan?” tanya Sooyoung.

“Anni–” jawab Jessica sambil memainkan tangan kecil Soohyun membuat Sooyoung tersenyum lebar.

*

“Oppa–ne–bisa kok–ne—good luck ya, oppa. Hwaiting!” Yuri menjauhkan ponsel di kupingnya dengan senyum lebar.

*

Donghae menghentikan Audi silvernya di depan sebuah rumah. Ia menatap rumah tersebut dengan sedikit gugup lalu mengalihkan perhatiannya pada buket bunga yang ada di samping kursi kemudinya. Senyumnya sedikit terkembang. Ia lalu menatap ke arah kaca tengah untuk mengecek penampilannya. Dibenarkannya kerah bajunya yang sebenarnya tidak berantakan lalu membenarkan letak fedoranya. Ia tersenyum puas.

Tuk.. Tuk.. Tuk..

Ketukan tiga kali di kaca mobilnya membuatnya terhenyak kaget. Ia menoleh dan mendapati Kyuhyun telah berdiri di samping mobilnya. Masih lengkap dengan setelan jasnya. Nampaknya, ia baru pulang dari kantor. Donghae pun segera turun dan menghadap Kyuhyun yang terlihat tidak senang dengan kehadirannya.

“Hei, K–”

Belum sempat Donghae menyelesaikan sapaannya, sebuah pukulan mentah mendarat di pipinya, membuatnya terjungkal ke belakang dan menabrak body samping mobilnya.

*

Malam itu, Kyuhyun mematung di kursi meja kerjanya. Seharusnya, ia menyelesaikan beberapa laporannya untuk esok hari. Namun pikirannya melayang pada objek lain. Atau tepatnya subjek. Ia bahkan tidak sadar kalau sang istri, Sooyoung, baru saja masuk dan duduk di tepi kasur mereka. Sooyoung mengamati Kyuhyun yang benar-benar tenggelam dalam dunianya. Geez, it’s more bad than he get into his game(Geez, ini lebih buruk daripada ia tenggelam dengan gamenya)! Gerutu Sooyoung kesal.

Sebuah tepukan lembut yang menyapa bahunya membuat Kyuhyun terbangun dan terlempar kembali ke dunia nyata. Ia menoleh dan mendapati Sooyoung dengan wajah penuh tanda tanya. Ia menghela nafas panjang lalu merangkul pinggang mungil istrinya, menuntunnya duduk di pangkuannya. Di peluknya Sooyoung erat. Seketika, rasa damai menjalarinya.

“Ada apa, Kyu?” tanya Sooyoung lembut.

Kyuhyun menatap Sooyoung sebentar lalu menyandarkan dagunya di bahu Sooyoung sementara Sooyoung mengusap kepala Kyuhyun.

“Jessie sudah pulang?” tanya Kyuhyun tanpa menghiraukan peratanyaan Sooyoung.

“Sudah. Dan seperti keinginanmu, Yunho oppa yang menjemputnya,” jawab Sooyoung.

Hening sesaat. Kyuhyun menghela nafas berat membuat Sooyoung sedikit heran, “Now–what’s bothering you?”

“Donghae–tadi ke sini–” jawab Kyuhyun membuat Sooyoung terkejut.

“Lalu–” pancing Sooyoung berusaha menenangkan dirinya.

Kyuhyun mendaratkan sebuah pukulan tepat di pipi kiri Donghae. Kali ini, pria itu benar-benar terjatuh. Jelas saja. Sekitar 5 pukulan ia dapatkan. Belum lagi, kondisi fisiknya sejak kemarin memang sedikit lemah.

Kyuhyun membenarkan jasnya yang sedikit berantakan akibat menghajar Donghae tadi. Lalu ia mengambil tasnya dan mulai berjalan memasuki rumahnya. Sama sekali tidak melihat Donghae yang berusah payah untuk berdiri dengan menopang tubuhnya pada Audi A5 silvernya. Baginya, tidak ada gunanya ia memperdulikan Donghae. Ia memang pantas mendapatkannya.

“I know she’s one of the most precious thing for you¬–” ucap Donghae membuat Kyuhyun menghentikan langkahnya memasuki rumahnya. Ia tetap tidak menatap Donghae di belakangnya. Bahkan melirik pun tidak, “But for me–” Donghae mengusap samping bibirnya yang sedikit berdarah, “She’s my everything–” lanjutnya sambil menyandarkan kepalanya ke sisi mobil, “And she’s all I have–” tambahnya sambil memejamkan kedua matanya.

Mata Sooyoung membulat besar. Ia panik saat ini. Semua pertanyaannya terjawab. Tadi sore ia, Yuri dan Donghae sendiri memang sengaja merencanakan agar Donghae bisa datang untuk menemui Jessica dan menyelesaikan semuanya. Tapi ia tidak menyangka bahwa Kyuhyun akan pulang cepat. Dan Donghae–tidak pernah datang. Kenyataannya, Donghae datang tetapi dihalangi Kyuhyun. Ia menghela nafas untuk menenangkan dirinya.

“Dan–kau menyesal?” tanya Sooyoung. Ia merasa lemas sekarang. Ia ingin marah, tetapi tidak bisa. Lagi pula, rasanya percuma marah pada Kyuhyun.

Kyuhyun mengedikkan bahunya, “Entahlah–”

“Kyu–kau tahu kan kemarin Jessica sakit?” tanya Sooyoung yang dijawab anggukan kecil oleh Kyuhyun, “Kau tahu kalau sebelum Siwon oppa datang untuk memeriksa Jessica, ia berada di apartement Donghae?” Kyuhyun menggeleng kecil, “Donghae juga sakit.”

Sesaat, Kyuhyun merasa tertampar mendengarnya. Pikirannya kosong saat itu juga.

“Siwon oppa cerita kalau Donghae tidak mau makan dan hanya melamun terus sampai akhirnya ia datang,” lanjut Sooyoung.

Kyuhyun semakin terhenyak mendengarnya.

“Aku tahu kau menyayangi Jessica layaknya saudaramu sendiri. Layaknya kau menyayangi Ara eonni. Tapi–Jessica sudah dewasa, Kyu. Biarkan ia menyelesaikan masalahnya,” ucap Sooyoung, “Tidak ada gunanya menghindari masalah, karena hal itu tidak akan pernah menghilangkannya. Satu-satunya cara untuk menghilangkan masalah adalah dengan menghadapinya–” lanjutnya.

“Aku–”

“Just stay away from their bussiness, Kyu– (berusahalah tidak mencampuri urusan mereka, Kyu–)” potong Sooyoung membuat Kyuhyun mau tak mau mengangguk. Ia tidak bisa membohongi dirinya kalau istrinya benar.

*

“Yah! Im Yoona! Kapan mau kau coba? Aku–mwo?—aigo~ ne–ne–bye,” Jessica mengakhiri panggilannya dengan Yoona.

Ia menggelengkan kepalanya. Sekali lagi, Yoona membatalkan janji. Ia bilang akan mencoba gaunnya besok, tapi tadi lagi-lagi dibatalkan menjadi lusa.

“Lama-lama tidak jadi ia coba lagi. Bagaimana kalau tiba-tiba kekecilan atau justru kebesaran di hari-H? Aigo this deer!” gerutu Jessica sendirian.

*

“Eonni! Nee—ne–semua beres! Arraseo!–selanjutnya tugasmu, eonni! Hwaiting! Ne–”

Senyum Yoona terkembang seiring ia menutup flip ponselnya.

*

“Joheun achim, sajangnim–”

Sapaan para karyawan terdengar semenjak Jessica memasuki butiknya. Ia hanya mengangguk takzim beberapa kali dengan senyuman kecil tersungging di bibirnya sebagai balasan.

“Joheun achim, sajangnim–”

“Yunmi, tolong siapkan schedule saya sekalian dengan desain-desain yang belum selesai. Arraseo?” titah Jessica tanpa menghiraukan sapaan sang sekertaris.

“Ne, sajangnim–”

“Satu lagi–” tambahnya sebelum melangkah memasuki ruangannya, “Yoona dan Kibum akan ke sini. Pastikan butik belum tutup dan batalkan janjiku sebelum jam 5,”

Dan dengan itu, Jessica memasuki ruangannya diikuti sang sekertaris–Yunmi–yang buru-buru menata dan menyusun lembaran-lembaran kertas yang terlihat seperti berserakan di atas meja kerjanya. Ia menatanya menjadi beberapa bundel kertas dan menaruhnya dalam beberapa map. Ditatanya dengan rapi kemudian merapikan kemeja serta blazer dan rok yang dikenakannya sebelum melangkah menuju ruangan bosnya, Jessica.

Tok. Tok. Tok.

“Masuk,”

Setelah mendengar perintah dari atasannya itu, ia melangkah masuk dan menaruh dokumen-dokumen di tangannya di atas meja Jessica. Tepat di hadapannya. Jessica yang tengah sibuk dengan laptop di hadapannya hanya mengangguk kecil sebagai tanda bahwa ia boleh meninggalkan ruangan sang atasan dengan segera. Ia membungkuk sedikit kemudian berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

Jessica melirik dokumen yang tertumpuk di meja kerjanya sebelum akhirnya ia mengklik mousenya beberapa kali dan menutup LCD laptopnya. Kini perhatiannya beralih pada dokumen-dokumen tersebut. Ia membuka beberapa dokumen tersebut. Membacanya dengan saksama dan mempelajarinya.

*

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar pintu ruang kerja Kibum diketuk. “Masuk,” ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang tengah ia baca.

“Maaf, Sajangnim, ada yang ingin bertemu,” ucap sekertarisnya dengan sedikit membungkuk.

“Suruh dia masuk,” titah Kibum. Dan sekali lagi, ia masih tidak melihat ke arah sang sekertaris.

Blam. Bahkan suara pintu yang ditutup pelan pun masih tak mampu mengalihkan perhatiannya dari dokumennya yang terus ia baca dan ia bolak-balik beberapa kali. Keheningan melanda antara Kibum dan orang yang ingin bertemu dengannya.

“Jadi, berita apa yang kau bawa?” tanya Kibum akhirnya memecah keheningan. Lagi-lagi ia masih menaruh perhatiannya pada dokumen-dokumennya. Ia bahkan tidak berniat untuk melirik ke arah orang yang ingin bertemu dengannya.

“Aku hanya ingin melihat calon suamiku ketika sedang bekerja and—he’s cool,”

Mendengar suara tersebut Kibum segera menengadah dengan tatapan kaget. Akhirnya ia memberi perhatian pada sosok di hadapannya. Memberi perhatian pada sosok gadis awal umur 20 tahun yang berdiri sekitar 1 meter dari mejanya tengah tertawa kecil. Cantik. Sangat cantik dengan dress putih melekat di tubuhnya.

“Yoong–” ucapnya kaget.

“Yah oppa, apa kau selalu seperti ini?” tanya gadis itu, Yoona.

“Ani—tumben kau ke sini,” komentarnya seraya beranjak dari kursinya dan menghampiri gadis itu.

“Apa aku tidak boleh mengunjungi calon suamiku, oppa? Hampir seminggu kau tidak menemuiku,” gerutu Yoona.

Kibum tertawa kecil lalu melingkarkan tangannya di pinggang mungil Yoona dan mengecup pipi gadis itu, “Maaf. Aku sedikit sibuk,” mohonnya sementara Yoona mengerucutkan bibirnya kesal.

“Aigo–” dicubitnya pipi Yoona gemas, “Setidaknya kan kau sudah di sini,” bujuk Kibum.

Yoona menghela nafas dan mengangguk kecil.

“Kau sudah makan siang, oppa?”

“Belum, wae?”

“Aish! Kau ini oppa! Tidak boleh begitu! Kau harus makan siang, arasseo!?”

“Arasseo, nyonya Kim,”

Keduanya tertawa bahagia. Kibum menyubit pipi Yoona gemas membuat gadis itu menggembungkan kedua pipinya. Menambah gelak tawa Kibum.

“Oppa, ada yang mau aku bicarakan,” ucap Yoona.

“Kalau begitu, sekalian kita makan siang saja, otte?”

“Ne,”

*

Sebuah Audi TT Coupe putih berhenti di depan gedung yang menjulang cukup tinggi hingga ke langit. Sang pengemudi menatap gedung tersebut sebentar sebelum akhirnya menatap wanita yang duduk di kursi di sampingnya.

“Oppa, tak usah menjemputku. Nanti aku pulang membawa mobilnya Jessica saja. Ara?”

“Yul, kau yakin?” tanyanya sedikit tak yakin.

“Kenapa harus tidak, oppa?” tanya Yuri menaikkan sebelah alisnya.

“Mereka kan sudah dewasa, jadi kita tidak perlu harus sampai seperti ini,”

“Tapi kita kan hanya membantu. Kau tahu sendiri kan bagaimana keras kepalanya Sica? Ayolaaah~”

“Tapi–”

“Aigo Dr. Choi Siwon, bukannya kau juga ingin mereka kembali?”

“Yeah,”

“Itu kenapa kita diperlukan. Terkadang, kita juga harus bertindak, oppa,” ucap Yuri. Ia menghela nafas sebelum melanjutkan, “Mereka membantu kita banyak sekali, oppa. Terlebih Sica yang tetap berada di sampingku ketika aku membutuhkannya,”

“Aku tahu kau ingin balas budi. Tapi bagaimana kalau Sica tetap keras kepala?” tanya Siwon.

“Terpaksa kita suruh Heechul oppa dan Tiffany pulang,” jawab Yuri dengan cengiran khasnya.

“Ya Tuhan. Kau ini,”

“Nah, aku harus masuk sekarang, oppa. Waktu sedikit mengejarku,”

“Ne. kabari aku perkembangan mereka,” ucap Siwon sambil mengelus puncak kepala Yuri.

“Oke. Bye oppa~” pamit Yuri lalu mengecup pipi Siwon sebelum keluar dari mobil tersebut.

Yuri melangkahkan kakinya memasuki gedung yang menjulang cukup tinggi tersebut. Ia mengangguk takzim saat seorang resepsionis membungkuk padanya memberi hormat. Kakinya melangkah menuju lift yang berada tak jauh dari meja resepsionis. Tepat ketika ia sampai di depan lift, pintu besi tersebut bergeser terbuka memberinya ruang untuk masuk.

-TBC-

boring ga sih? -.- kok menurutku ceritanya udah mulai melenceng dari rencana awalku yah? -o-a
gini nih kalo bikin ff chaptered, suka gonta-ganti ide. ampun deh ga konsisten banget aku >__<
tapi aku usahain buat selesain nih ff kok. tenang aja 🙂

hope you like it, guys~
and thanks for reading ^^

———————–
balsan komen TJOLS 2:

@gorjess_spazzer: omoo? bikin nangis? masa sih? eon kok biasa aja yah saeng? /plak XDD thanks ya saeng udah baca and komen ^^

@JessicaSecretWorld: kok aku malah gampang bayangin Donge cowok yg pervy yah kak? agak susah tuh kalo bayangin Jessie yg agak pervy -.-a cewek yg nyosor Donge ga usah dibahas. dia udah keder begitu dibentak Hae. wkekeke. thanks kak for read and commented ^^

@IceFishy Linda: puahahaha. maap. aku juga rada bingung mau trans ke Indonya gimana (nah lo), soalnya ga nemu kata2 yg tepat /plak XDD cewenya bukan Hara. please, aku ga suka jelek2in idol Kpop lain, jadi anggap aja itu cewek cuma numpang lewat, oke? ^^ thanks ya udah baca dan komen 😀

@fanfictionfanfiction: Hmm. udah kejawab kan di chap ini? ^^ pasti dilanjutin kok. makasih ya udah baca dan komen 😀

@Liah icesicaforever: iya. dulu Kyu suka Jessie, tapi Jessie lebih suka Donghae. hehehe. thanks ya udah baca dan komen ^^

@icelfhisy wife: ini udah dilanjut ^^ cewe yg nyosor Donghae? anggap aja numpang lewat ^^ /plak XD makasih ya udah baca dan komen 😀

@Kim_S♥ne YulSica: wahaha. sabaaar eon~ kejawab kan di sini kenapa Kyu overprotective ke Jessie? thanks ya eon udah baca dan komen ^^

@raa: ini udah dilanjut ^^ aaah~ anggap saja cewek yg nyium Donghae itu numpang lewat. soalnya aku sendiri ga kepikiran sama sekali tentang siapa cewek itu (heh?) /plak XD thanks ya chingu udah baca dan komen ^^

  1. icelfhisy wife
    29 Juni 2011 pukul 11:32 am

    akhirnyaaaaaa di post juga ini ff^^
    hemmm~~~ kyu ente sih bukannya minta penjelasan kek asal tabok si hae..
    wah ada sedikit yoonbum disini kkk~~
    huaaaaa lanjut please..
    haesicaaaaaaaa ❤

  2. Liah icesicaforever
    29 Juni 2011 pukul 3:05 pm

    Yaa kyu main pkul j ma hae oppa…
    Kya.a hae oppa ssah bner mw ktmu sica unnie….!!
    Chingu Part slnjt’y sgera yaaa…

  3. gorjess_spazzer
    29 Juni 2011 pukul 3:19 pm

    Akhirnya di post juga….
    Ahh,, bingung mau ngomong apa.. Yang pasti aku suka!^^
    prev chap kemarin aku emang mau nangis eon== gak tau knpa.. Mungkin karena punya ikatan batin dengan eomma tersayangku#plaks:p
    Lanjuuuuutttt..
    Fighting!!^^ chap kemarin aku emang mau nangis eon== gak tau knpa.. Mungkin karena punya ikatan batin dengan eomma tersayangku#plaks:p
    Lanjuuuuutttt..
    Fighting!!^^

  4. raa
    29 Juni 2011 pukul 10:41 pm

    y si, rada dikit bngung bcany, hhe ^^v
    d tnggu lanjutanny..

  5. 30 Juni 2011 pukul 6:06 am

    Yaah…
    Dia emg perv tau…
    Masa gak nyadar? Wkwkwkwkwk,

    HaeSica pada babo ih… Tp kasian juga liat mereka menderita, apalagi Sica nya ampe sakit gt… Kalo hae gpp sih #dordor

    yah… Mana bisa lupa ama tuh cewek yg nyium Hae.. Kan dia yang udah buat Jessie menderita..
    Ayo bilang Siapa tuh Cewek??

    Oh ya.. Thx Mentionnya :*

  6. Kim_Sone YulSica
    1 Juli 2011 pukul 12:01 am

    haesica bener2 sehati, sakit aj ampek brng .
    ada yulwon seneng na .
    aq ga suka ma kyu d sini.
    Kasihan bgd hae d pukul tiba2, mana ga bls lg .
    Sica unnie udah dong marah na .
    It tuh cm yeoja lewat hae oppa jg ga kenal . *pletak*

    Ommo saeng~ hbs dr jogja? !
    aq orang jogja loh *ga da yg nanya*
    apan2 kalo k jogja lg mampir k tempat qu .

  7. Kim_Sone YulSica
    1 Juli 2011 pukul 12:03 am

    HaeSica bener2 sehati, sakit aj ampek brng .
    ada yulwon seneng na .
    aq ga suka ma kyu d sini.
    Kasihan bgd hae d pukul tiba2, mana ga bls lg .
    Sica unnie udah dong marah na .
    It tuh cm yeoja lewat hae oppa jg ga kenal . *pletak*

    Ommo saeng~ hbs dr jogja? !
    aq orang jogja loh *ga da yg nanya*
    kapan2 kalo k jogja lg mampir k tempat qu .

  8. 18 Juli 2011 pukul 1:28 pm

    Aish, kyu ngasal deh, maen hambur (?) aja,,, kasian hae… Ah, chingu sy jd gak tahan liat keadaan haesica seperti ini,,, moga cepet baikan deh…

  9. DELI dewi
    12 Desember 2012 pukul 7:13 pm

    kasihan hae di pukul kyu*pukulbalikkyu#plakkk

  10. Kim Ah Ra
    9 Februari 2013 pukul 12:22 am

    kyu ._. bad boy, hahaha

  11. vankaka
    17 November 2014 pukul 6:51 pm

    cie, kyu tukang tabok hahah kasihan hae
    itu yulwon? knp gk SiFany ajah *justkidd lagi^^
    next!!!

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke icelfhisy wife Batalkan balasan